Kilasbissnis.com, Surabaya — Purchasing Manager Index (PMI) Caixin China turun menjadi 51,9 pada Juli 2023 dari 52,5 pada Juni. Ini adalah bulan ketujuh berturut-turut pertumbuhan aktivitas sektor swasta terlemah sejak Januari, karena sektor manufaktur berkontraksi untuk pertama kalinya dalam tiga bulan sementara pertumbuhan pada sektor jasa bertahan selama 7 bulan berturut-turut. Pesanan baru mengalami kenaikan terendah dalam enam bulan, di tengah tren yang berbeda di mana sektor jasa mengalami peningkatan penjualan yang lebih kuat sementara pesanan pabrik menyusut untuk pertama kalinya sejak April. Ketenagakerjaan sedikit meningkat untuk bulan kedua berturut-turut, yang juga didorong oleh sektor jasa, sedangkan pemangkasan pekerjaan tetap terjadi di sisi produsen. Mengenai harga, biaya input naik sedikit, sedangkan biaya output turun selama empat bulan berturut-turut. Data PMI Tiongkok ini mengaburkan prospek Asia, yang mengandalkan kebangkitan manufaktur untuk membantu mendorong pertumbuhan ekonomi setelah pelonggaran pembatasan pandemi dan kemacetan rantai pasokan. Rebound yang mengecewakan di Tiongkok, dikombinasikan dengan inflasi yang ketat di AS dan Eropa, melemahkan permintaan barang-barang kawasan ini.
Survei Caixin berfokus mencakup bisnis yang lebih kecil dan berorientasi ekspor dibandingkan dengan PMI resmi. Data ini membuktikan bahwa momentum ekonomi Tiongkok semakin melemah di Juli. Belanja konsumen yang lemah, sementara pasar properti tidak menunjukkan tanda-tanda rebound. Namun, investor telah berubah optimistis dalam beberapa hari terakhir atas potensi stimulus kebijakan setelah para pemimpin tertinggi Tiongkok berjanji meningkatkan pasar modal dan mengisyaratkan lebih banyak dukungan untuk sektor perumahan. Akan tetapi, Beijing telah berhenti memberikan dukungan tunai langsung kepada konsumen dan memberikan stimulus fiskal atau moneter yang besar. Di Taiwan, penurunan output, pesanan baru, dan penjualan ekspor semuanya meningkat, dengan perusahaan menyalahkan kondisi ekonomi global yang lebih lemah dan tingkat persediaan yang tinggi pada klien.
Penulis : Ronald Marco, Praktisi Pasar Modal
Cukup mengesankan kinerja IHSG hari ini dan diluar prediksi dengan kecenderungan melawan arus (anomali) di tengah sentimen negatif pemangkasan rating utang AS yang membuat bursa regional "keringat dingin" dan melemah tajam pada perdagangan Rabu malam. Pembukaan pasar yang menghijau tanpa masuk ke zona merah sekalipun, Composite mengabaikan kondisi dan situasi pasar regional dan kawasan yang tampak tertekan. IHSG menguat tajam sebesar 0,64% di level 6898,08 dan berakhir dengan kenaikan 43,57 poin.
Sebanyak 364 saham mengalami kenaikan harga sedangkan 276 saham mengalami penurunan harga dan 288 saham tidak mengalami perubahan harga dengan nilai transaksi mencapai Rp8,87 triliun. Saham-saham yang menjadi teraktif diperdagangkan adalah CNMA sebanyak 51.049 kali senilai Rp265,6 miliar, kemudian MAHA sebanyak 39.717 kali senilai Rp242,5 miliar, dan GTRA sebanyak 27.539 kali senilai Rp3,39 miliar. Saham-saham top gainer antara lain SGER (+11,5%), GTBO (+11,1%) dan top losers HOMI (-9,6%), NAZY (-9,7%), KKES (-10,3%). Volume perdagangan Kamis kemarin masih terlihat lemah dibandingkan penurunan pasar pada hari Rabu (02/08). Secara teknikal, IHSG masih dalam fase sideways dengan resistance 6935 dan support 6877.
Hari ini IHSG akan cenderung bergerak mixed dengan kemungkinan melemah kembali terutama jika melihat sisi data fundamental dari Tiongkok dan masih lemahnya bursa global seiring sentimen downgrade Fitch terhadap surat utang AS dan kenaikan suku bunga BOE (Bank Of England). Saham-saham pilihan kami untuk hari ini yang berpeluang menguat antara lain:
1. Resources Alam Indonesia Tbk (KKGI)
Rekomendasi buy: KKGI di harga 488 dengan target profit (TP) TP1: 520 dan TP2: 565, dengan batasan kerugian (SL): tutup di bawah 484.
2. Trans Power Marine Tbk (TPMA)
Rekomendasi buy: TPMA di harga 535 dengan TP1: 560 dan TP2: 590, dengan SL: 515.
3. Puradelta Lestari Tbk (DMAS)
Rekomendasi buy: DMAS di harga 173 dengan TP1: 177 dan TP2: 183, dengan SL: 167.
4. Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII)
Rekomendasi buy: BNII di harga 276 dengan TP1: 288 dan TP2: 308, dengan SL: tutup di bawah 270.
5. Energi Mega Persada Tbk (ENRG)
Rekomendasi buy: ENRG di harga 226 dengan TP1: 234 dan TP2: 240, dengan SL: 218.
Disclaimer: Ulasan ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. kilasbisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Editor : Redaksi